Minggu, 31 Mei 2015

Family Altar


Cerita Elia saat Israel di bawah kepemimpinan Izebel. Elia di Gunung Karmel, berhadapan dengan 450 orang nabi Baal. Kondisi kerohanian bangsa Israel saat itu sedang runtuh karena pemimpinnya yang hidup tidak benar. Elia tidak melakukan demonstrasi yang aneh - aneh, tetapi ia memulai dengan membangun mezbah yang telah diruntuhkan. Ia bangun mezbah, meletakkan korban bakaran, membangun parit di sekelilingnya dan diisi air. Nabi Baal tidak mendapat jawaban dari Baal, tetapi saat Elia berdoa, api Tuhan turun menyambar seluruh korban bakaran sampai seluruh airnya. Seluruh rakyat melihat kejadian itu, barulah tumbuh lagi imannya. Dan di akhir cerita ini, rakyat Israel berseru, Tuhan, Dialah Tuhan.

Mezbah pada jaman dahulu digunakan untuk persembahan, setelah Yesus datang, tidak ada lagi persembahan di altar setiap hari. Yang ada adalah persembahan roh kita kepada Tuhan di atas mezbah doa. Karena darah Anak Domba telah tercurah bagi kita. 

Mezbah yang didirikan Elia, juga berlaku dalam hidup kita. Saat kita dalam himpitan persoalan, kerohanian yang runtuh, ikuti cara Elia. Bangun dulu mezbah itu dalam hidup kita. 

Mezbah doa yang pertama adalah membangun keintiman dengan Tuhan. 
Ketika kita tidak punya mezbah, sangat sulit untuk memiliki relasi yang lebih intim dengan Tuhan. Disini konteksnya adalah di dalam keluarga, suami, istri dan anak. Pondasi utama dalam sebuah keluarga adalah memiliki mezbah doa ini. 

Kedua, yaitu tempat menaruh persembahan kita. Dimana hati kita. Kalau hati kita terpaut pada Dia, kita harus memberi persembahan terbaik. 
Ketiga, yaitu tempat Tuhan menaruh berkat untuk kita. Zaman dulu Tuhan memerintahkan, agar lemak korban bakaran tidak boleh dimakan, selebihnya boleh dinikmati. Hal yang sama masih berlaku. Saat kita memiliki mezbah doa, Tuhan pasti sudah siapkan berkat-Nya untuk dinikmati.

Siapa yang bertanggung jawab atas mezbah ini ? Imamat 6 : 12-13 menyebutkan bahwa para imam harus bertanggung jawab atas korban bakaran. Saat ini para suami harus bertanggung jawab untuk mendirikan mezbah doa. Istri berperan sebagai pendukung. Api ini harus dijaga agar tidak padam. 

Mengapa bagi Tuhan hal ini penting ? Kel 29 : 25. Kesaksian hamba Tuhan di dunia roh, doa itu seperti tempat ukupan, isinya harum, korban bakaran. Dunia roh seperti lapisan awan tebal berada di atas kota - kota. Di atas awan inilah roh - roh jahat berkuasa. Roh - roh jahat ini mendapat kekuatan dari penyembahan berhala, persembahan korban-korban bahkan manusia sebagai korban, praktek imoralitas, aborsi. Dan daerah kekuasaannya semakin bertambah. Bila kota sudah dikuasai kuasa gelap, maka kota menjadi kering, tidak ada buah. Seluruh kehidupan anak - anak Tuhan menjadi susah. 
Ada beberapa jenis doa orang percaya. Dalam alam roh, doa seperti asap dupa. Yang pertama, asap dupa yang naik, tetapi tidak menembus awan dan hilang. Disini disebutkan inilah doa orang - orang Kristen yang masih bergelimang dosa. Doa yang diucapkan oleh anak Tuhan yang tidak bersungguh - sungguh. Yang kedua, doa yang berupa asap yang membumbung ke atas. Tetapi karena tebalnya atmosfer roh jahat, doa ini tidak dapat menembusnya. Ini adalah doa anak - anak Tuhan yang sudah sungguh - sungguh tetapi kurang iman terhadap Firman Tuhan dan tidak diucapkan Firman itu. Tipe doa ketiga, ia melihat tiang api yang naik menembus atmosfer tebal itu. Ini doa orang benar yang beriman dan melakukan Firman Tuhan. Inilah yang ditakuti oleh iblis. 

2 Korintus 10 : 4. karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. "

Kuasa Allah itu timbul dari iman lewat pendengaran. Lewat Firman Tuhan yang diucapkan dengan otoritas, pasti dapat meruntuhkan benteng. Jadi Firman Tuhan, doa, dan ditambahkan dengan puasa, pasti ada breaktrough

Tiang doa yang seperti lava ini panas sekali, sehingga iblis mundur, dan sinar kemuliaan Surgawi turun ke atas pendoa itu, seperti ada lubang di atas pendoa itu. Lubang ini mengikuti kemanapun pendoa ini pergi. Iblis akan berusaha sekeras mungkin untuk menutup lubang ini, karena kemanapun pendoa ini pergi, ada mujizat terjadi.

Mau tidak mau, orang Kristen harus terlibat peperangan rohani. Bahkan saat kita tidak mau berperang, ketika kita memutuskan untuk menjadi anak Tuhan, kita sudah diincar oleh iblis. Yoh 10 : 10 menyebutkan pencuri datang untuk mencuri berkat kita, membunuh karakter kita, dan membinasakan anak cucu kita. 

Orang Kristen dipanggil dalam peperangan rohani. Kita harus mendirikan tiang doa, tiang api. 

Kita harus mengerti otoritas teritori yang diberikan Tuhan. Kita harus mendirikan mezbah doa di keluarga dan di tempat kerja kita. Inilah gereja yang sesungguhnya, tempat kita menghabiskan waktu 8 jam di tempat kerja. Tidak lagi tergantung pada gedung. Kemanapun tiang api itu berjalan bersama kita. Sebelum mendirikan mezbah di kantor, harus terlebih dulu memiliki mezbah dalam keluarga.

Kita mau menjadi tiang api, yang menembus semua atmosfer dan dipenuhi oleh sinar kemuliaan Tuhan. Menjadi warrior - warrior  doa. 



Pdm. Paulus Herry
Minggu, 31 Mei 2015

Minggu, 24 Mei 2015

Hari Pentakosta

Kisah Para Rasul 2:1-4
"Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya."

Bapa, Anak (Yesus) dan Roh Kudus merupakan satu kesatuan tak terpisahkan. 10 Hari setelah Kenaikan Tuhan Yesus ke surga, Roh Kudus dicurahkan sebagai penyertaan Kristus kepada seluruh jemaat-Nya. Roh Kudus adalah Roh Kristus itu sendiri, sesuai dengan pernyataan Yesus.

Ketika Roh Kudus dicurahkan, murid - murid berbahasa lidah yang tidak dimengerti orang banyak. Petrus kemudian tampil dan memberikan pernyataan bahwa Yesuslah yang memenuhi mereka dengan Roh-Nya (Kis 2 : 17-18). Mereka dalam keadaan yang sadar sepenuhnya.

Dari ayat - ayat tersebut dapat disimpulkan hanya ada satu Roh, yaitu Roh Kudus itu sendiri. Yesus menyebut diri - Nya sebagai jalan dan kebenaran (Yoh. 14 : 6). Roh Kudus adalah Roh kebenaran. "Tetapi apabila Ia datang, yaitu ROH KEBENARAN, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. " (Yoh 16:13). Di bagian lain disebutkan Roh Kudus adalah Penghibur (Yoh 16 : 7, Yoh 15 : 26). Dalam bahasa Yunani,  disebut sebagai parakleitos, yang mempunyai arti lain yaitu Konselor.

ROH KEBENARAN = PENGHIBUR / PENASEHAT AJAIB = ROH KRISTUS = ROH KUDUS

Saat Roh Kristus hadir di dalam diri anak - anak Tuhan, seharusnya kita menjadi konselor, rumah jawaban bagi sekeliling kita.

Baptisan Roh Kudus berbeda dengan manifestasi atau tanda - tanda kehadiran Roh Kudus. Lidah api, angin keras, bahasa lidah merupakan salah satu karunia yang diijinkan untuk dimiliki beberapa orang, tetapi itu bukan tujuan utama. 

Yang terpenting adalah kita mengimani bahwa saat kita menerima Kristus sebagai Juru Selamat kita, Roh Kristus juga telah hadir dalam hidup kita.

Roh Kristus memerlukan tempat untuk memanifestasikan pribadi Kristus. Roh Kristus melihat tempat yang siap menerima pribadi Kristus. Itulah sebabnya kita disebut sebagai bait Tuhan. 

Bagaimana memperoleh Roh Kudus ? 
1. Mengenal Kristus. Yohanes 17:3 "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka MENGENAL ENGKAUsatu-satunya Allah yang benar, dan MENGENAL YESUS KRISTUS yang telah Engkau utus." 
Mengenal dan mengetahui bahasa aslinya adalah ginōskō  yang berarti “to become acquainted with” having personal knowledge as a result of study, experience.

2. Mengetahui kebenaran (Yoh. 8:32). Bahasa aslinya disebut alētheia yang berarti truth as a personal excellence”. Mengimani tidak hanya dalam perkataan saja tetapi juga dalam kehidupan sehari - hari. 

BAPA MENGUTUS YESUS DATANG KE BUMI bukan untuk membawa hukum yang baru (Taurat), membentuk AGAMA yang baru, membawa AJARAN yang baru. HANYA SATU TUJUAN NYA yaitu PRIBADI dan ROH YESUS KRISTUS

Rom 8:14-17
 Semua orang, yang DIPIMPIN ROH ALLAH, adalah ANAK ALLAH.
 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah MENERIMA ROH YANG MENJADIKAN KAMU ANAK ALLAH. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Untuk menjadi SERUPA dengan KARAKTER KRISTUS, kita harus dipimpin oleh ROH KUDUS / ROH KRISTUS yang Rendah Hati dan Lemah Lembut


Dengan Roh Kristus yang rendah hati dan Lemah lembut itu kita bisa MENDENGAR Perkataan KRISTUS / BAPA yang adalah HIKMAT bagi KITA


Pdm. Yohanes Adi
Minggu, 24 Mei 2015

Minggu, 17 Mei 2015

Healthy Soul Wealthy Life

Summer of Divine Wisdom. 

Dalam kehidupan orang percaya tidak hanya bergerak dalam pertumbuhan rohani saja, tetapi menyeluruh meliputi tubuh, jiwa dan roh. Kita beribadah setiap minggu untuk berlatih. Manusia di dalam kita diperlengkapi. Roh kita diberi makan di dalam ibadah kita, dalam pemahaman Firman Tuhan, dalam pujian penyembahan. Kita dibawa dari manusia duniawi kepada manusia rohani, sebab Alkitab berkata bahwa untuk mengalahkan dunia ini, kita harus punya iman. Bagaimana kita bisa punya iman ? Lewat Firman Tuhan yang hidup dalam diri kita. 

"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. " 1 Tesalonika 5 : 23 - 24.

Di sini disebutkan dengan jelas bahwa kita harus memelihara roh, jiwa dan tubuh sebagai satu kesatuan. 

Ibrani 4 : 12 "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."

Karena itu, saat kita beribadah, jangan hanya membawa jiwa saja, yaitu kehendak kita, tetapi juga tubuh dan roh kita. 


Kita menjaga tubuh kita dengan latihan fisik supaya tampak baik dan sehat untuk melayani Tuhan. Tetapi juga di dalamnya, jiwa dan roh kita harus dijaga agar seimbang. Jiwa yang mempengaruhi gaya hidup dan pilihan makanan untuk kesehatan tubuh kita.

Tuhan menghendaki kita menjaga ketiga aspek ini dengan sempurna, tidak bercacat cela. Memang selalu masih ada kelemahan, tetapi ketika kita tahu kelemahan kita, jangan pernah jatuh lagi di kelemahan yang sama. 

Amsal 4 : 23. "Jagalah hatimu penuh dengan kewaspadaan, sebab dari situlah terpancar kehidupan." Kita tidak bisa meminta Tuhan menjaga hati kita, kita sendirilah yang harus menjaga hati kita. Saat emosi kita mulai naik, sebenarnya Roh Kudus di dalam hati kita telah memberi peringatan. Tetapi masalahnya ada di jiwa kita. Jiwa yang tidak biasa dikendalikan akan menimbulkan petaka. 

Perjalanan hidup kita dimulai dari sikap hati kita. Anda mau diberkati ? Jaga hatimu. Hidup yang selalu berputar di tempat yang sama, berasal dari sikap hati kita. Selama kita selalu menyalahkan orang lain atau keadaan sekitar, hati kita tidak pernah sembuh. 

Tuhan berkata kepada Saul, kalau Roh Tuhan berkuasa atasmu, maka kamu akan menjadi manusia yang di atas rata - rata manusia lainnya (1 Sam 10 : 6). Tuhan berjanji akan menyertai apapun yang dilakukan Saul. Tetapi pada akhirnya, Saul gagal mendapatkan berkat janji Tuhan.

Kita belajar dari Saul, raja pertama Israel. Kita pelajari bahwa saat akan dinobatkan, Saul bersembunyi di antara barang - barang, padahal ia tahu bahwa hari itu ia akan menjadi raja. Tidak disebutkan di Alkitab, tetapi kita dapat simpulkan bahwa kemungkinan ia merasa minder. Sesuatu yang sakit di dalam hatinya, Saul memilih untuk menyimpannya dan suatu hari membuatnya mengambil keputusan - keputusan yang tidak benar di hadapan Tuhan.  
Saat ia menjadi raja, ada orang yang pro dan kontra atas penobatannya. Tetapi terhadap celaan orang yang menentangnya, ia pura - pura tuli. Dan dalam 1 Sam 13, disebutkan peperangan antara Israel dan Filistin. Yonatan putranya yang memenangkan peperangan di daerah Gibea, tetapi Saul yang meniup terompet. Ia memiliki kebutuhan atas pengakuan akan apa yang ia lakukan. Ketika ia dikepung orang Filistin dan menunggu Samuel untuk mempersembahkan korban bakaran, Saul  menjadi tidak sabar. Saul mempersembahkan korban bakaran itu sendiri, padahal ia tahu bahwa hanya orang Lewi yang boleh. 

Kemudian saat Saul memerintahkan puasa saat ia berperang. Akhirnya rakyat menjadi lemah. Jiwa yang sakit, membuat keputusan - keputusan yang salah. 1 Sam 14 : 29 Yonatan tidak ikut berpuasa dan mendapatkan kemenangan dan jarahan lebih banyak. Saul hendak membunuh Yonatan tetapi rakyat membebaskannya. Dan akhir hidup Saul, ia bunuh diri di peperangan karena tidak mau ditawan. 

Jiwa yang di dalam diri, harus terbuka di hadapan Tuhan. Semua luka yang ada harus disembuhkan. Apakah pelayanan kita hanya sebagai ajang mencari dukungan, untuk pengakuan eksistensi kita ? Banyak hamba Tuhan jatuh bukan karena tidak tahu kebenaran Firman Tuhan, tetapi karena jiwa di dalam dirinya yang ditutup - tutupi. 

Healthy Soul, wealthy life.

Pdm. Yosua Andik
Minggu, 17 mei 2015



Minggu, 03 Mei 2015

Power of Wisdom

Yesus adalah Anak Tunggal Bapa dan Bapa sangat mengasihi - Nya. Ketika yang tunggal ini menjadi sulung, di antara banyak saudara, para saudara ini menjadi anak Bapa dan mendapat kasih yang sama seperti Bapa mengasihi Yesus.
      Roma 8 : 29
      Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk           
      menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara     

Karena itu kita harus menjadi serupa dengan gambaran Yesus, Saudara Sulung kita. Kita harus menjadi pribadi yang lemah lembut dan rendah hati seperti Yesus dan menyenangkan hati Bapa.

Ketika kita hidup dalam pribadi Yesus dan hidup dalam karakter Yesus, maka Yoh. 15 : 19 - 20 (link : http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Yoh&chapter=5&verse=19 ) akan terjadi dalam kehidupan kita. Bapa mengasihi putra - putri - Nya, karena itu Dia menunjukkan segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri supaya kita sebagai anak, heran akan perbuatan tangan Bapa kita.  Di dalam Yesus ada Pribadi yang lemah lembut dan penuh kuasa, oleh sebab itu kita harus hidup dalam Dia.

Saat kita belajar menjadi lemah - lembut dan hidup di dalam Dia, maka karakter - Nya akan hidup di dalam kita. Saat itulah orang lain dapat melihat bahwa di dalam hidup kita ada Tuhan dan Dia hidup di dalam kita ( Yoh 5 : 36 link : http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Yoh&chapter=5&verse=36). Itulah kesaksian yang sejati, saat orang lain dapat melihat karakter Ilahi di dalam hidup kita. 

Kita harus melakukan kebenaran, walaupun menyakitkan daging kita. Kebenaran tetaplah kebenaran yang harus dilakukan. Tuhan sendiri yang akan melihat kita saat kita hidup bersungguh - sungguh melakukan Firman Allah dalam hidup kita. Bila kita bersungguh - sungguh, Tuhan sendiri memperlengkapi kita dan disitulah Firman Allah yang hidup menjadi kenyataan; Allah turun tangan dan bekerja sama dengan kita.

Allah sendiri turun tangan dan menjadi hikmat bagi kita, karena kita lemah lembut dan rendah hati. I Korintus 1 : 30 mengatakan, " Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus,  yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus  kita."

Hikmat itu sebenarnya ada di mana - mana (Amsal 1 : 20-21, link : http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Ams&chapter=1&verse=20), dan memperoleh hikmat itu lebih dari memperoleh emas dan permata (Amsal 16 : 16 link : http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Ams&chapter=16&verse=16) karena hikmat itu adalah Tuhan sendiri (1 Kor 1 : 30). Namun, kita sering tidak mampu melihat hikmat karena kita tidak memiliki pribadi Kristus di dalam kita (Amsal 1 : 22, link http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Ams&chapter=1&verse=22), sehingga kita sering menyalahkan keadaan dan orang lain. Untuk itu kita harus ingat bahwa kita tidak boleh menghakimi, karena ukuran yang kita pakai akan dipakaikan kepada kita (Mat 7 : 2, link : http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Mat&chapter=7&verse=2).

Hikmat itu berada dalam Yesus dan dapat kita lihat saat kita hidup dalam karakter Yesus dan memiliki kuasa yang bekerja sampai kita dapat memperoleh hikmat. Kita harus hidup dalam kehendak Bapa, hidup dalam pribadi Kristus yang lemah lembut dan rendah hati, serta berbelas kasihan (Mat 12 : 7, link : http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Mat&chapter=12&verse=7). Kasih itu tidak hanya sekedar memberi, kita tidak bisa memberi tanpa mengasihi (1 Kor 13:3, link : http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=1Kor&chapter=13&verse=3). Kasih yang sesungguhnya adalah pribadi Kristus sendiri, yang membuat kita tetap berdiri dalam kebenaran walaupun keadaan di sekeliling kita tidak mendukung kita, bahkan ketika kita dibenci dan dicaci - maki. Kasih adalah ketika Kristus hidup dalam diri kita. 

Sebenarnya, semua yang kita lakukan adalah bayangan dari pribadi Kristus itu sendiri. Kita harus menemukan pribadi - Nya dengan mengikuti Firman-Nya. Alkitab mengatakan dalam Mat 6 : 33," Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Kerajaan Allah adalah pribadi Kristus itu sendiri.

Kita bisa mendapatkan hikmat hanya dengan mengenal Bapa. Firman berkata dalam Matius 11 : 25, 27 " Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Semua telah diserahkan kepada-Ku  oleh Bapa-Ku  dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. 

Di dalam Yesus terkandung semua harta hikmat dan pengetahuan (Kolose 2 : 3,9) dan berdiam segala kepenuhan Allah. Kita harus menjadi serupa dengan Kristus karena semua yang kita cari ada di dalam Dia.

Jadilah serupa dengan Kristus dan carilah hikmat dengan menjadi satu dengan karakter - Nya yang lemah lembut dan rendah hati, sampai kita dapat menemukan hikmat dalam kehidupan dan pekerjaan kita. Lewat itu seua akan muncul kesaksian dan nama Allah akan dipermuliakan. Allah turun tangan dan mujizat - Nya dinyatakan kepada kita. 

Amin !

Pdm. Handoko Pangarso
Minggu, 3 Mei 2015

Minggu, 26 April 2015

Gereja Yang Menjadi Mujizat


Kita masih berbicara tentang hikmat Ilahi, Divine Wisdom. Hikmat itu adalah untuk melihat, menimbang dan membedakan sesuatu, lalu mengambil keputusan yang tepat atau benar, yang datang dari Tuhan. 

Untuk melihat apakah seseorang penuh dengan hikmat Ilahi, pola pikirnya (kognitif), pola rasanya (afektif), pola tindakannya (motorik), dan responnya selalu berdasarkan kepada kebenaran. Komunikasinya pun selalu bernilai kebenaran.

Hikmat yang sempurna hanya ditemukan dalam Firman Tuhan.

Banyak gereja bicara tentang berkat, perlindungan, pemulihan. Tetapi bagaimana menjadi gereja yang membawa mujizat bagi orang lain? Sumber mujizat yaitu Kristus, ada dalam hidup setiap saudara, orang yang percaya. Kemampuan, hikmat dan kuasa itu ada dalam hidup saudara, tinggal bagaimana mengaplikasikan menjadi mujizat bagi tempat dimana kita berada. 

Perwira Kapernaum ini asalnya dari Roma. Bangsa Yahudi pernah dijajah Romawi. Seorang prajurit paling tidak memiliki 100 orang bawahan. Ia bukan seorang Yahudi, membuktikan bahwa Kingdom tidaklah eksklusif. Tuhan fokus pada pribadi ini sama seperti kepada saudara, bukan lagi sebagai penerima mujizat, tetapi menjadi mujizat dan berpengaruh ke seluruh muka bumi. 

Jemaat yang menjadi mujizat memiliki pola pikir sebagai berikut.
Pertama, bergaya hidup mengasihi (love). 
7:2Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
    7 :5      sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami."

Di sini kita bisa melihat bahwa perwira ini bisa mempedulikan bangsa yang bukan memberkati dia, bahkan orang yang tidak selevel atau atasannya.
Kalau saudara beriman, saudara dapat melihat Tuhan di setiap kejadian. Tetapi kalau saudara mengasihi dengan kasih Tuhan, orang dapat melihat Tuhan dalam hidup saudara.
Orang yang mengasihi pasti dikenal Tuhan. Orang yang dikenal Yesus pasti menuruti segala perintah Yesus. Kasih adalah satu - satunya kekuatan yang dapat merubah musuh dan menjadikannya teman. Yesus tergantung di kayu salib bukan karena kekuatan paku, tetapi karena kekuatan kasih-Nya.

Kedua, memiliki kerjasama yang baik

    7 : 3   Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.   

Coming together is a beginning. Keeping together is a process. Walking together is a success. Perhatikan kata sukses selalu memiliki huruf "u", yang melambangkan you, orang lain. Kita membutuhkan seorang dengan yang lain. Hanya berfokus pada diri sendiri tidak akan membukakan tujuan hidup kita yang sebenarnya. Kita perlu menghargai orang lain, siapapun dia.


Ketiga, percaya sepenuhnya hanya kepada Tuhan

    7 : 7    sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.

Seorang guide dapat dipercaya karena ia sudah pernah melalui medan yang akan ditempuh. Apalagi Tuhan, Ia tidak akan meninggalkan saudara. Apa saja Ia dapat lakukan. Sandarkan diri saudara sepenuhnya kepada kemampuan Tuhan, bukan kemampuan saudara. 


Ke empat, menghargai dan menghormati otoritas. 

   7 : 8   Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."

Bukti nyata adalah Yesus datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis. Terkadang kita tidak menghargai orang lain dengan apa yang dikerjakannya. 


Kita tidak dipanggil sekedar bekerja untuk Tuhan, tetapi bekerja bersama Tuhan. Hati yang Tuhan pakai adalah hati yang berserah kepada-Nya. 

Pelipatgandaan mujizat adalah diberkati dan menjadi berkat. Diberi mujizat untuk membawa mujizat.

Hati yang Tuhan pakai adalah hati yang berserah kepada - Nya.


Selamat menjadi mujizat.



Minggu, 26 April 2015
Pdt. Eluzai Frengky Utana.