Minggu, 31 Mei 2015

Family Altar


Cerita Elia saat Israel di bawah kepemimpinan Izebel. Elia di Gunung Karmel, berhadapan dengan 450 orang nabi Baal. Kondisi kerohanian bangsa Israel saat itu sedang runtuh karena pemimpinnya yang hidup tidak benar. Elia tidak melakukan demonstrasi yang aneh - aneh, tetapi ia memulai dengan membangun mezbah yang telah diruntuhkan. Ia bangun mezbah, meletakkan korban bakaran, membangun parit di sekelilingnya dan diisi air. Nabi Baal tidak mendapat jawaban dari Baal, tetapi saat Elia berdoa, api Tuhan turun menyambar seluruh korban bakaran sampai seluruh airnya. Seluruh rakyat melihat kejadian itu, barulah tumbuh lagi imannya. Dan di akhir cerita ini, rakyat Israel berseru, Tuhan, Dialah Tuhan.

Mezbah pada jaman dahulu digunakan untuk persembahan, setelah Yesus datang, tidak ada lagi persembahan di altar setiap hari. Yang ada adalah persembahan roh kita kepada Tuhan di atas mezbah doa. Karena darah Anak Domba telah tercurah bagi kita. 

Mezbah yang didirikan Elia, juga berlaku dalam hidup kita. Saat kita dalam himpitan persoalan, kerohanian yang runtuh, ikuti cara Elia. Bangun dulu mezbah itu dalam hidup kita. 

Mezbah doa yang pertama adalah membangun keintiman dengan Tuhan. 
Ketika kita tidak punya mezbah, sangat sulit untuk memiliki relasi yang lebih intim dengan Tuhan. Disini konteksnya adalah di dalam keluarga, suami, istri dan anak. Pondasi utama dalam sebuah keluarga adalah memiliki mezbah doa ini. 

Kedua, yaitu tempat menaruh persembahan kita. Dimana hati kita. Kalau hati kita terpaut pada Dia, kita harus memberi persembahan terbaik. 
Ketiga, yaitu tempat Tuhan menaruh berkat untuk kita. Zaman dulu Tuhan memerintahkan, agar lemak korban bakaran tidak boleh dimakan, selebihnya boleh dinikmati. Hal yang sama masih berlaku. Saat kita memiliki mezbah doa, Tuhan pasti sudah siapkan berkat-Nya untuk dinikmati.

Siapa yang bertanggung jawab atas mezbah ini ? Imamat 6 : 12-13 menyebutkan bahwa para imam harus bertanggung jawab atas korban bakaran. Saat ini para suami harus bertanggung jawab untuk mendirikan mezbah doa. Istri berperan sebagai pendukung. Api ini harus dijaga agar tidak padam. 

Mengapa bagi Tuhan hal ini penting ? Kel 29 : 25. Kesaksian hamba Tuhan di dunia roh, doa itu seperti tempat ukupan, isinya harum, korban bakaran. Dunia roh seperti lapisan awan tebal berada di atas kota - kota. Di atas awan inilah roh - roh jahat berkuasa. Roh - roh jahat ini mendapat kekuatan dari penyembahan berhala, persembahan korban-korban bahkan manusia sebagai korban, praktek imoralitas, aborsi. Dan daerah kekuasaannya semakin bertambah. Bila kota sudah dikuasai kuasa gelap, maka kota menjadi kering, tidak ada buah. Seluruh kehidupan anak - anak Tuhan menjadi susah. 
Ada beberapa jenis doa orang percaya. Dalam alam roh, doa seperti asap dupa. Yang pertama, asap dupa yang naik, tetapi tidak menembus awan dan hilang. Disini disebutkan inilah doa orang - orang Kristen yang masih bergelimang dosa. Doa yang diucapkan oleh anak Tuhan yang tidak bersungguh - sungguh. Yang kedua, doa yang berupa asap yang membumbung ke atas. Tetapi karena tebalnya atmosfer roh jahat, doa ini tidak dapat menembusnya. Ini adalah doa anak - anak Tuhan yang sudah sungguh - sungguh tetapi kurang iman terhadap Firman Tuhan dan tidak diucapkan Firman itu. Tipe doa ketiga, ia melihat tiang api yang naik menembus atmosfer tebal itu. Ini doa orang benar yang beriman dan melakukan Firman Tuhan. Inilah yang ditakuti oleh iblis. 

2 Korintus 10 : 4. karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. "

Kuasa Allah itu timbul dari iman lewat pendengaran. Lewat Firman Tuhan yang diucapkan dengan otoritas, pasti dapat meruntuhkan benteng. Jadi Firman Tuhan, doa, dan ditambahkan dengan puasa, pasti ada breaktrough

Tiang doa yang seperti lava ini panas sekali, sehingga iblis mundur, dan sinar kemuliaan Surgawi turun ke atas pendoa itu, seperti ada lubang di atas pendoa itu. Lubang ini mengikuti kemanapun pendoa ini pergi. Iblis akan berusaha sekeras mungkin untuk menutup lubang ini, karena kemanapun pendoa ini pergi, ada mujizat terjadi.

Mau tidak mau, orang Kristen harus terlibat peperangan rohani. Bahkan saat kita tidak mau berperang, ketika kita memutuskan untuk menjadi anak Tuhan, kita sudah diincar oleh iblis. Yoh 10 : 10 menyebutkan pencuri datang untuk mencuri berkat kita, membunuh karakter kita, dan membinasakan anak cucu kita. 

Orang Kristen dipanggil dalam peperangan rohani. Kita harus mendirikan tiang doa, tiang api. 

Kita harus mengerti otoritas teritori yang diberikan Tuhan. Kita harus mendirikan mezbah doa di keluarga dan di tempat kerja kita. Inilah gereja yang sesungguhnya, tempat kita menghabiskan waktu 8 jam di tempat kerja. Tidak lagi tergantung pada gedung. Kemanapun tiang api itu berjalan bersama kita. Sebelum mendirikan mezbah di kantor, harus terlebih dulu memiliki mezbah dalam keluarga.

Kita mau menjadi tiang api, yang menembus semua atmosfer dan dipenuhi oleh sinar kemuliaan Tuhan. Menjadi warrior - warrior  doa. 



Pdm. Paulus Herry
Minggu, 31 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar