Minggu, 08 Maret 2015

PROSES, YES. INSTANT, NO

Mengetahui Firman atau kebenaran lebih dulu, baru kebenaran itu akan memerdekakan kamu. Itulah pentingnya kita harus mempelajari Firman Tuhan.

Saat kita menghadapi masalah, cara kita menghadapi masalah itulah sebenarnya yang menjadi masalah sesungguhnya.

Tuhan tidak pernah memberi masalah kepada kita. Iblis lah yang mencobai kita, dengan seijin Tuhan. Saat masalah datang, respon pertama yang muncul dari hati kita lah yang menentukan jalan keluar apa yang akan kita pilih. Tuhan ingin tahu bagaimana sikap hati kita, bagaimana kita menghadapi masalah. Kalau kita mengetahui kebenaran, maka kebenaran itulah yang akan memberi kemerdekaan. Bukan kebenaran yang memerdekaan, tetapi sejauh mana kita mengerti kebenaran itu.

Gereja dalam bahasa Yunani disebut Eklesia. Banyak orang berkata eklesia berarti kumpulan orang – orang yang dipanggil dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib. Atau sekumpulan orang yang berbagi kasih. Ada juga yang mengartikan sebagai gedung gereja. Tetapi gereja lebih dari sekedar berkumpul dan sharing (atau malah gossip ?). 
Eklesia merupakan istilah militer, sekumpulan pasukan yang terpilih, diutus ke sebuah tempat untuk merubah atau mentransformasi tempat itu menjadi seperti yang diinginkan pusat. Gereja harus memberi dampak perubahan bagi diri kita dan lingkungan kita untuk menjadi seperti Kristus.  

Ada yang harus kita ketahui untuk masuk ke dalam tanah Perjanjian.
      
       1. Jalan Tuhan bukan jalan yang instan.
        Keluaran 13 : 17-18. Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir. Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.  Bangsa Israel dijajah 430 tahun, mental mereka berubah. Mereka tidak terlatih untuk perang, meskipun mereka keluar dari Mesir dengan semangat berperang. Tapi Tuhan tahu, bahwa mereka tidak sanggup, sehingga Tuhan membawa mereka memutar melalui padang gurun.
    Dalam Ulangan 8 : 2. “Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.”  
      Tuhan fokus pada apa yang di dalam diri kita, supaya kita rendah hati dan bergantung kepada Allah. Kuncinya adalah jangan menyerah. Ikuti proses Tuhan, meskipun sakit, Tuhan menyembuhkan pada akar masalah kita.

     2. Dalam setiap kita menghadapi persoalan dan masalah dalam hidup kita, Tuhan mau supaya kita diam.
      Dalam Keluaran 14 : 10 – 14, ketika bangsa Israel menghadapi laut Teberau di depan mata dan pasukan Mesir di belakangnya, mereka ketakutan dan berseru – seru kepada Tuhan.Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN”. Bertahun – tahun mereka dilindungi, disertai Tuhan, walaupun mereka dalam penjajahan. Tak ada satu tulahpun yang menyentuh orang Israel. Ketika masalah datang dari depan dan belakang, mereka  bersungut – sungut, mengomel kepada Tuhan. Oleh karena itu Tuhan berfirman, Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja!!
      Yesaya 30 : 15. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus,  Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Saat kita masuk dalam sebuah proses, Alkitab berkata, “Diam, Akulah Tuhan yang akan memberikan jalah keluar.” Hancur hati dulu di hadapan Tuhan, baru bereskan hubungan dengan sesama. Mengandalkan manusia hanya akan membuat kita kecewa. Kita dipersiapkan untuk menjadi pasukan yang mata dan hati hanya tertuju kepada Tuhan.

Passion determine your calling, and your calling determine your destiny. Gairahmu akan menentukan panggilanmu. Dan panggilanmu itu akan menentukan ujung perjalanan hidupmu.

Nusa Dua, 8 Maret 2015
Pdm. Yosua Andik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar